Rabu, 22 Januari 2025

Idhul Fitri


 Hari raya Idul Fitri adalah salah satu hari besar umat Islam yang dirayakan setiap tahun setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Momen ini menjadi saat yang ditunggu-tunggu, karena selain sebagai tanda kemenangan, Idul Fitri juga menjadi waktu untuk mempererat silaturahmi dan saling memaafkan.

Dalam penentuan Hari Raya Idul Fitri, umat Islam Indonesia biasanya menentukan hari raya Idul Fitri melalui sidang isbat yang dilakukan oleh Kemenag RI. Hal ini dikarenakan hari raya Idul Fitri dirayakan pada bulan Syawal, bulan yang hadir setelah Bulan Ramadan.


Sejarah Hari Raya Idhul Fitri Pertama Kali

Mengutip dari buku Adat Bersendi Syara Syara Bersendi Kitabullah yang disusun oleh Mukhtar Latif dkk., sebelum datangnya ajaran Islam, masyarakat Arab Jahiliyah memiliki dua hari raya yang disebut dengan Nairuz dan Mahrajan, yang dipenuhi dengan pesta dan kemeriahan.


Setelah turunnya ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW menggantikan kedua perayaan tersebut dengan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits:

"Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Abu Dawud dan An-Nasai).


Menurut Ensiklopedia Islam, Hari Raya Idul Fitri pertama kali dirayakan umat Islam setelah kemenangan mereka dalam Perang Badar pada Ramadan tahun ke-2 Hijriyah. Pada saat itu, pasukan Muslim yang berjumlah 319 orang berhasil mengalahkan 1.000 tentara kafir Quraisy. Momen kemenangan ini menjadi sangat istimewa, tidak hanya sebagai perayaan kemenangan fisik, tetapi juga sebagai simbol keberhasilan umat Islam menaklukkan hawa nafsu selama bulan Ramadan.


Kata-kata yang sering kita dengar seperti "Minal 'Aidin wal Faizin" berasal dari doa kemenangan yang dipanjatkan pada saat itu. Doa ini berbunyi: "Allahummaj' alna minal 'aidin wal faizin", yang berarti, "Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (kepada-Mu) dan meraih kemenangan."


Hari Raya Idul Fitri pertama kali dirayakan dalam kondisi yang penuh tantangan. Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat melaksanakan Shalat Idul Adha meskipun mereka masih dalam kondisi luka-luka akibat perang.


Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW bahkan bersandar kepada Bilal RA saat menyampaikan khutbah Idul Fitri. Momen ini juga menjadi ajang saling mengucapkan doa "Taqabbalallahu minna wa minkum", yang berarti "Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua."


sumber:https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7654604/idul-fitri-2025-dirayakan-bulan-apa-cek-waktunya-di-sini/amp

Malam Lailatul Qadar



Lailatul Qadar adalah malam yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat muslim sedunia untuk mendapatkannya. Sebab pada malam itu, disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, yang memiliki tanda-tandanya, tata cara mendapatkan malam tersebut, hingga ciri orang yang mendapatkan malam itu.


Bisa diartikan juga sebagai salah satu malam yang sangat istimewa dalam agama Islam. Ini karena makna dari Lailatul Qadar sendiri adalah malam kemuliaan atau malam kebesaran. Malam ini juga mempunyai keutamaannya yang sangat besar, ditekankan dalam Al-Quran dan Hadits Rasulullah Saw.


Lailatul Qadar Adalah Malam Penuh Rahmat Dan Ampunan 


Lailatul Qadar terdiri dari dua kata yaitu lailah dan al qadr, yang secara bahasa lailah adalah hitam pekat atau malam. Sedangkan al qadr artinya adalah kemuliaan atau penetapan, yang secara bahasa adalah suatu malam kemuliaan atau malam penentuan.


Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Surah Al Qadr ayat 1, artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan,” (QS. Al Qadr: 1). Menurut tafsir Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, disebutkan bahwa Allah Swt adalah Tuhan sekalian alam yang telah menurunkan Al-Qur’an pertama kalinya kepada Nabi Saw pada Malam Lailatul Qadar atau malam kemuliaan.


Lailatul Qadar boleh juga diartikan sebagai malam penentuan ketetapan yang ditentukan pada waktu itu sebagai jalan atau petunjuk bagi umat manusia. Kemudian, bisa juga diartikan sebagai malam kemuliaan tertinggi yang dianugerahkan kepada Nabi Saw ketika malaikat Jibril menurunkan awal surah Al-Alaq di Gua Hira. Sehingga sejak saat malam itu, perikemanusiaan dicerahi oleh kemuliaan yang dikeluarkan dari kegelapan menuju cahaya Allah yang gemilang. 


Demikian penjelasan mengenai Malam Lailatul Qadar. Dapat disimpulkan bahwa Lailatul Qadar diartikan sebagai penentuan, yang dimulai dari penentuan garis pemisah di antara kufur dengan iman, jahiliyah dengan Islam, syirik dengan tauhid, dan sekaligus sebagai malam yang penuh makna dan keistimewaannya. Wallahu Alam Bishowab.


Islam menganjurkan kita untuk selalu beramal dengan penuh keikhlasan dan tanpa mengharapkan imbalan, sehingga berpotensi mendapatkan ganjaran pahala yang lebih besar di sisi Allah Swt. Maka dari itu, baik Infak maupun Sedekah sama-sama mempunyai nilai dan makna penting dalam kehidupan beragama.


sumber:https://baznas.go.id/artikel-show/Lailatul-Qadar-Adalah-Malam-yang-Dipenuhi-Rahmat-dan-Ampunan/422

Al-Qur'an


 Al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam yang, menurut kepercayaan umat Muslim, diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi terakhir Islam yaitu nabi Muhammad Saw, melalui Malaikat Jibril. Kitab ini terbagi ke dalam 114 surah (bab), dan setiap surahnya terbagi ke dalam beberapa ayat. Selain memiliki makna keagamaan, karya ini secara luas dianggap sebagai karya terbaik dalam sastra Arab dan telah memengaruhi bahasa Arab secara signifikan.


Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an difirmankan langsung oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari, atau rata-rata selama 23 tahun, dimulai sejak tanggal 17 Ramadan, Umat Muslim menghormati Al-Qur'an sebagai sebuah mukjizat terbesar dari nabi Muhammad, sebagai salah satu tanda dari kenabian, dan merupakan puncak dari seluruh pesan suci (wahyu) yang diturunkan oleh Allah SWT sejak nabi Adam dan diakhiri dengan nabi Muhammad . Kata "Quran" disebutkan sebanyak 70 kali di dalam Al-Qur'an itu sendiri.


Menurut ahli sejarah,beberapa sahabat Nabi memiliki tanggung jawab menuliskan kembali wahyu Tuhan berdasarkan apa yang telah sahabat lain hafalkan. Setelah kematian nabi Muhammad Saw, para sahabat segera menyusun dan menuliskan kembali hafalan wahyu mereka. Penyusunan kembali Al-Qur'an ini diprakarsai oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq atas usulan dari Umar bin Khattab dengan persetujuan para sahabat senior.


Al-Qur’an telah menjelaskan sendiri bahwasanya isi dari Al-Qur’an itu adalah sebuah petunjuk, terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya nilai-nilai moral. Al-Qur’an juga digunakan bersama dengan hadis untuk menentukan hukum Syari'ah dan yurisprudensi Islam (fiqih). Saat akan melaksanakan Salat, Al-Qur’an dibaca hanya dalam bahasa Arab saja. Beberapa pakar Barat pun ada yang mengapresiasi Al-Qur’an sebagai sebuah karya sastra bahasa Arab terbaik di dunia.


sumber:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al-Qur'an

Masjid Nabawi


Masjid Nabawi adalah sebuah masjid di kota Madinah, Arab Saudi. Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun dalam sejarah Islam dan menjadi masjid terbesar kedua di dunia. Masjid ini dianggap sebagai tempat suci oleh umat Islam selain Masjidil Haram di Makkah.


Masjid Nabawi diyakini dulunya adalah rumah tempat tinggal Nabi Muhammad setelah hijrah ke Madinah di tahun 622 Masehi. Bangunan awalnya dibangun tanpa diberi atap.Awalnya Masjid Nabawi juga digunakan sebagai tempat acara sosial seperti pertemuan masyarakat dan digunakan sebagai sekolah agama (madrasah). Seiring pergantian penguasa di Madinah, pembangunan masjid pun terus dilakukan. Pada tahun 1909, area di Masjid Nabawi menjadi salah satu yang terang di Jazirah Arab karena telah menerima pasokan listrik. Masjid ini diawasi dan dijaga oleh Penjaga Dua Tanah Suci. Masjid Nabawi berada di tengah kota Madinah dan dekat dengan beberapa hotel beserta pasar di sekelilingnya. Masjid Nabawi menjadi destinasi utama para jemaah haji dan umrah. Makam Nabi Muhammad yang berada di sekitar komplek masjid juga sering dikunjungi oleh para jemaah yang datang ke Madinah.


Setelah perluasan besar-besaran di bawah Kekhalifahan Umayyah Al-Walid I, dibuat tempat di atas peristirahatan terakhir Nabi Muhammad beserta dua Khulafaur Rasyidin Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Salah satu fitur terkenal Masjid Nabawi adalah Kubah Hijau yang berada di tenggara masjid, yang dulunya merupakan rumah Aisyah, dimana kuburan Nabi Muhammad berada. Pada tahun 1279, sebuah penutup yang terbuat dari kayu dibangun dan direnovasi sedikitnya dua kali yakni pada abad ke-15 dan pada 1817. Kubah yang ada saat ini dibangun pada 1818 oleh Sultan Utsmaniyah Mahmud II, dan dicat hijau pada 1837, sejak saat itulah kubah tersebut dikenal sebagai "Kubah Hijau".


sumber:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masjid_Nabawi

Agama

 Agama atau religi adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan (atau sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan adat istiadat dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, pelaksanaan agama bisa dipengaruhi oleh adat istiadat daerah setempat. Pada zaman sejarah adat menjadi alat untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama.


Sementara agama susah untuk didefinisikan, sebuah model standar dari agama, digunakan dalam perkuliahan religious studies, diajukan oleh Clifford Geertz, yang dengan sederhana menyebutnya sebagai sebuah "sistem kultural".



Sebuah kritikan untuk model Geertz oleh Talal Asad mengategorikan agama sebagai "sebuah kategori antropologikal".Banyak agama memiliki mitologi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna, tujuan hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang-orang memperoleh moralitas, etika, hukum adat, atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.


Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, mendefinisikan tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktik agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan terhadap tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trans, inisiasi, cara penguburan, pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, atau aspek lain dari kebudayaan manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.


Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan, atau kadang-kadang mengatur tugas. Namun, menurut ahli sosiologi Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi karena merupakan "sesuatu yang nyata sosial". Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia mengidentifikasi diri sebagai beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9% pada keyakinan agama dari tahun 2005.Rata-rata, perempuan lebih religius daripada laki-laki. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti cara tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme


sumber:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama

Makna Isra Mi’raj


 Isra Mi'raj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.


Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.


Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah ra meninggal pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi'raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi'raj.


Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.


John Renerd dalam buku ”In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.


Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.


Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.


Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari salat yang dijalankan umat Islam sehari-hari. Dalam artian, salat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.


Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.


Ada beberapa pertanyaan mengenai peristiwa Isra' Mi'raj. Salah satunya, mengapa dalam peristiwa itu Rasul diperjalankan ke Masjidil Aqsa? Kenapa tidak langsung saja ke langit? Paling tidak ada beberapa hal hikmahnya.


Pertama, Bahwa Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari golongan Ibrahim AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari Ishaq AS. Hikmah lainnya adalah, bahwa Nabi Muhammad berdakwah di Makkah, sedangkan Nabi yang lain berdakwah di sekitar Palestina. Kalau dibiarkan saja, orang lain akan menuduh Muhammad SAW sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan" Ibrahim dan merupakan sempalan. Bagi kita sebagai muslim, tidaklah melihat orang itu dari asal usulnya, tapi dari ajarannya.


Kedua, Allah ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi SAW. Pada Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata "Yaro" dalam bahasa Arab yang artinya "menyaksikan langsung". Berbeda dengan kata "Syahida", yang berarti menyaksikan tapi tidak mesti secara langsung.


Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung, karena pada saat itu da'wah Nabi sedang pada masa sulit, penuh duka cita. Oleh karena itulah pada peristiwa tersebut Nabi Muhammad juga dipertemukan dengan para nabi sebelumnya, agar Muhammad SAW juga bisa melihat bahwa mereka pun mengalami masa-masa sulit, sehingga Nabi SAW bertambah motivasi dan semangatnya. Hal ini juga merupakan pelajaran bagi kita yang mengaku sebagai da'i, bahwa dalam kesulitan dakwah itu bukan berarti Allah tidak mendengar.


Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.


Dari ajaran langit tersebut, terdapat nilai-nilai signifikan bagi sebuah kepemimpinan. Pertama, sebagaimana tercermin dari ayat yang mengemukakan peristiwa Isra' Mi'raj, yang dimulai dengan ''tasbih'', juga peristiwa pembersihan dada Nabi dengan air zamzam ditambah dengan wudlu, maka dalam sebuah kepemimpinan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga integritas moral. Dalam konteks keindonesiaan, hal ini dapat diwujudkan dengan reformasi moral (revolusi mental) yang dimulai dari tingkat aparaturnya.


Kedua, selain integritas moral (akhlaqul karimah), yang tidak kalah pentingnya adalah belajar kepada sejarah. Ia bisa berupa nilai-nilai yang berkenaan dengan masa lampau, dapat pula berupa pengalaman dari orang per-orang yang pernah menjalankan sebuah kepemimpinan. Dengan demikian kontinuitas kesejarahan dapat terus dipertahankan dan dikembangkan. Dalam ungkapan kaidah fiqh, ''Memelihara nilai lama yang baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik'' (Al-muhafazah 'ala al-qadim al-shalih wa al-akhzu bi al-jadid al-ashlah).


Ketiga, dengan integritas moral serta nilai-nilai kesejahteraan itu, diharapkan sebuah kepemimpinan dapat berjalan dengan benar dan tidak mudah terpincut godaan, sebagaimana teladan Nabi ketika melakukan Mi'raj-nya. Kepemimpinan yang demikian hanya dimungkinkan, manakala seluruh aparaturnya tegak lurus dalam melaksanakan keadilan (al-'adallah), dengan didasari oleh nilai-nilai persamaan di muka hukum (al- musawwah). Hal ini pun akan dapat berjalan baik, manakala aparatur tersebut bersikap konsisten dan disiplin (istiqamah), dapat dipercaya (amanah) serta mau merundingkan segala persoalan -- yang menyangkut kepemimpinan - secara bersama (musyawarah). Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, yakni jangan sampai ia berlagak atau bersikap sok pintar atau merasa paling tahu terhadap semua urusan (tanatthu'). Terhadap yang dipimpin jangan sampai mempersulit (tasydid), dan kebijakannya tidak melewati batas kemampuan yang ada (ghuluw), baik bagi yang dipimpin atau pun sang pemimpin itu sendiri.


Keempat, hendaknya kebijakan seorang pemimpin membumi kepada hati dan kebutuhan (rakyat) yang dipimpinnya. Dalam peristiwa Isra' Mi'raj, hal itu telah diteladankan Nabi saw, ketika beliau sudi kembali (turun) ke bumi setelah bertemu Allah. Padahal pertemuan dengan Allah-lah cita-cita dan tujuan umat manusia, terlebih kaum sufi (para ''pencari Tuhan''). Kembalinya Rasulullah ini dimaksudkan untuk menyelamatkan nasib umat manusia (rahmatan lil'alamin). Maka dalam konteks ini, kebijakan yang membumi, mutlak diperlukan. Sebagaimana kaidah fiqh yang mengatakan, ''Kebijakan pemimpin itu akan senantiasa berlandaskan pada kemaslahatan untuk rakyat'' (Tasharrufu al-imam 'ala ar-raiyyah manutun bi al-mashlahah).


Kelima, amanat Rasulullah saw untuk menegakkan salat, pada dasarnya merupakan suatu simbolisme yang mengajarkan prinsip kepemimpinan, yakni pola hubungan antara hamba (manusia) kepada Tuhannya dan antara manusia dengan sesamanya. Dalam ajaran salat, seseorang yang hendak melaksanakannya, diwajibkan terlebih dahulu berwudlu atau dalam keadaan suci. Pelaksanaan salat itu sendiri, dimulai dengan mengagungkan Asma Allah (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan doa keselamatan bagi segenap umat manusia (salam).

sumber:https://kemenag.go.id/opini/membumikan-makna-isra-mirsquoraj-8rzhe9

Idhul Fitri

 Hari raya Idul Fitri adalah salah satu hari besar umat Islam yang dirayakan setiap tahun setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di ...